01/12/2016 11:39:52 AM
Aksi Sembilan Dokter di Pentas Wayang Orang
Semarang -
Sebanyak sembilan dokter FK Universitas Dipenogoro (Undip)/Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi dan RS Pantiwiloso beraksi dalam pergelaran wayang orang berlakon Mahawira Sumantri bersama Wayang Orang Ngesti Pandowo.
Enam dokter laki-laki dan tiga perempuan, ditambah perawat dan tenaga farmasi itu memainkan kisah perjuangan tokoh Sumantri yang menjalankan misi kemanusiaan, seperti yang juga dijalankan para medis, baik dokter, perawat, maupun bagian gizi dalam dunia kekinian.
Sumantri yang mengoptimalkan kepandaian, potensi diri, keberanian, pengabdian, dan tanggung jawab berpijak pada serat Tri Pama Wira Wiyata yang menyebutkan pengabdian Sumantri yang berkarakter sebagai prajurit pahlawan kusuma bangsa.
dr. Damai Santosa, Sp.PD, KHOM berperan sebagai Buta Cakil, delapan dokter laki-laki berperan sebagai para raja sewu dan tiga dokter perempuan sebagai istri Sumantri. Mereka diantaranya dr. Endang Kustiowati, Sp. S(K), dr. Happy Kurnia Brotoarianto, Sp.BS, dr.Yurriz Bakhtiar, PhD.PA. Sp.BS.
Bukan cuma pemainnya, penonton yang datang pun didominasi praktisi medis, baik dokter, perawat, teman sejawat, para dokter muda, serta pecinta wayang orang.
"Dengan terjun ke dunia seni, di sela-sela aktivitas sebagai dokter juga dosen di Undip, saya bisa mencapai tahapan terbebas dari dirinya sendiri. Seni itu sangat penting sebagai penyeimbang tubuh. Apalagi hidup itu harus sehat dan seimbang dengan 3O , 2D, dan 1N. Tiga O yakni olah jiwa, olah raga, dan olah seni, dua D yakni doa dan duit, serta satu N adalah narimo ing pandum, selalu bersyukur," kata Santosa.
Selain bermain di pentas wayang orang, Santosa juga aktif dalam Ketoprak, dan Trutuk. "Dengan terus melestarikan budaya, maka akan berbuah manis untuk anak dan cucu penerus bangsa. Jangan sampai negara lain mengambil alih kesenian kita, makanya harus kita jaga," kata Santosa.
(
IZN - pdpersi.co.id)